Senin, 13 Desember 2010

ajarilah anakmu sastra karena dapat mengubah anak pengecut menjadi pemberani

sebagaimana ritual setiap hari, diwaktu malam hari anak-anak minta diceritakan sebuah atau 2 buah atau bahkan berbuah-buah (saking banyaknya) kisah sebelum mereka tidur atau sebenarnya sampai mereka tidur....sambil search kisah-kisah menarik di internet -buku dongengnya sudah selesai dibacakan semua dan sudah berulang-ulang dibacakan- akhirnya dapatlah sebuah blog yg berjudul cerita anak, lebih banyak berkisah tentang abu nawas dan rajanya yaitu Harun al-rasyid yaitu kisah 1001 malam, yang membuat saya tertarik karena prolog yg diberikan oleh situs tersebut sangat menggugah perasaan saya...prolognya berbunyi sbb: "Ajarilah anakmu sastra karena sastra dapat mengubah anak yang pengecut manjadi pemberani...woww. Sebagai orang dengan basic pendidikan non sastra kata ini sangat menggelitik karena sampai saat ini bagi sebagian orang "sastra" dipandang sebagai suatu ilmu yg "rendah" dan kurang dihargai. Orang tua lebih cenderung memprioritaskan anaknya belajar berhitung dan sains ketimbang belajar puisi dan prosa. Padahal ilmu yg dipandang rendah tersebut kini telah menjadi penghasil uang yang berlimpah ruah. Misalnya saja siapa orang yg mengenal profesor yang ahli dibidang sains kecuali para mahasiswanya yg pernah diajarin oleh profesor itu, tapi coba tanya siapa penyanyi paling populer saat ini banyak pilihan mulai dari rock (khusus indonesia ya) andra n the backbone (benar gak ejanya habisnya kurang ngefans sih) terus yg romantis2 gitu dech macam ungu, peterpan dll. mereka lebih dikenal ketimbang prof tadi yg pintar luar biasa. Intinya bahwa sebenarnya sastra pun perlu kita ajarkan kepada anak kita,  bukan semata-mata sebagai maisyah (penghasilan) bagi mereka tapi untuk melatih jiwa-jiwa mereka.  Bukankah Al-Qur'an sebagian besar berupa kisah orang-orang terdahulu dan bagaimana  kisah orang-orang yang akan datang....Ini menunjukkan bahwa Islam menekankan pentingnya sastra (sejarah-kisah) supaya dapat mengambil pelajaran (hikmah) Karena hikmah itu adalah sesungguhnya milik kaum muslimin, dimanapun dia berada maka orang mukmin  berhak mengambilnya Dengan sastra pun kita bisa mengasah athifiah (kelembutan) anak-anak kita supaya lebih peka perasaannya, sehingga tidak perlu dengan kekerasan u menegur mereka cukup dengan pandangan mata dan kata-kata mereka sudah mengikutinya. Dikemudian hari dengan kelembutan hati,  dapat menjadikan anak-anak kita mampu   mengarungi luasnya lautan kehidupan yg bertabur kesenangan dan kesulitan ini dengan penuh keberanian....dengan idzin Allah azza wa jalla insya allah