Senin, 07 Juni 2010

Pusing dengan anak manja?

Pusing dengan Anak Manja?
Bagikan
23 April 2010 jam 7:28
Written By:
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Pendiri Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA)

Pusing dengan anak manja? Sedikit-sedikit mama, sedikit-sedikit menangis, sedikit-sedikit merengek pada orangtua. Ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

1. Ketahuilah bahwa sikap dan perilaku apapun anak itu sebagian besar dibentuk atas respon-respon dan perlakuan orang dewasa yang diberikan kepadanya. Termasuk sikap manja, itu dibentuk atas perlakuan Anda pada anak.

2. Periksalah, bagaimana Anda dibesarkan? Jika Anda termasuk dibesarkan dengan dimanjakan kemungkinan untuk memanjakan anak juga akan diwariskan saat Anda memiliki anak atau saat Anda dididik dengan keras dan penuh tekanan, saat Anda punya anak, Anda merasa tidak ingin diterapkan pada anak dan lalu melakukan tindakan terbalik: memanjakan anak. Karena itu yang perlu Anda sadari, sejarah masa lalu yang telah dilalui bukanlah alasan untuk memanjakan anak. Mungkin Anda merasa fobia terhadap sesuatu atau khawatir berlebihan pada anak sehingga membuat Anda tak berani tegas pada anak.

3. Ketahuilah bahwa sayang sama anak itu wajib! Tapi, sayang sama anak bukanlah lembek pada anak. Sayang sama anak bukanlah Anda menuruti semua keinginan anak, apalagi dikendalikan anak. Anda boleh menuruti keinginan anak asal tidak berlebihan. Sebaiknya, setiap keinginan anak: beli mainan, boneka, buku, gitar, sepeda, motor dan lain-lain direncakan dan dijadwal terlebih dahulu. Akan lebih baik jika Anda memberi tantangan pada anak untuk mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan agar anak bisa memiliki daya juang.

Adalah berbahaya hanya karena Anda ingin anak senang dan karena Anda punya uang banyak, atau karena Anda merasa berdosa karena meninggalkan anak seharian bekerja, atau karena Anda termasuk yang ‘menderita’ secara ekonomi di masa lalu, lalu Anda memfasilitasi anak selengkap-lengkapnya dengan berbagai fasilitas yang memanjakan anak: anak SD diberi uang saku ratusan ribu per hari, diberikan hp blackberry, anak SMA diberikan mobil sport, dll.

Anak-anak ini bisa menderita di masa depan saat orangtuanya tidak lagi disamping mereka, sedangkan mereka terbiasa bergantung pada orangtua dan dibiasakan secara instan mendapatkan keinginan mereka dari orangtua mereka. Padahal, saat orangtua tidak ada, mereka ternyata harus menghadapi tantangan-tangan kehidupan yang demikian kompetitif yang membutuhkan daya juang.

4. Jika anak merengek meminta perhatian, alihkan perhatiannya dengan yang lain. Anak usia tertentu, gampang menangis, tapi sebenarnya gampang berhenti jika orangtua cepat mengalihkan perhatiannya.

5. Ajarkan anak cara bergaul yang baik. Misalnya, dengan mengajarkan anak kita meminjamkan barang yang diperlukan oleh temannya.

6. Berikan pelukan kasih sayang dan kata-kata yang membuat dirinya tenang tapi tetap dengan menjaga ketegasan. Adalah hal yang biasa jika anak kemudian kecewa, menangis, rewel karena keinginannya tidak dipenuhi. Ketegasan dan konsistensi adalah kunci untuk menjaga anak tak bermanja berlebihan.

7. Saat keinginan anak bermanja secara tiba-tiba meningkat dan nampak dengan jelas ada reaksi pada waktu-waktu tertentu. Berikanlah waktu khusus untuk memenuhi kebutuhan ‘perhatian’ itu secara berangsur-angsur. Jadi lakukan perubahan secara bertahap.
Diperbarui sekitar sebulan yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka · Laporkan Catatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar